FKUB, Bogor – Upaya pelibatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam kerja pemerintahan daerah untuk penanganan Covid-19 merupakan langkah strategis dan berada pada posisi penting. Tak kurang, Kementerian Agama bahkan telah mengeluarkan surat nomor B.2234/SJ/B.VIII.1/BA.02/04/2020 pada 16 April 2020 tentang permohonan keikutsertaan FKUB dalam penanganan Covid-19.
Kebijakan tersebut diperkuat oleh Kemendagri melalui surat edaran (SE) nomor 450/3006/SJ tentang pembentukan dan pemberdayaan FKUB.
Peran penting FKUB itu terungkap dalam Webinar yang digelar oleh Pusat Studi Agama dan Demokrasi Paramadina (PUSAD Paramadina), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan The Asia Foundation dengan tema “Memperkuat Kerukunan dan Solidaritas di Tengah Covid-19” pada Senin (15/6/2020) lalu.
Webinar menghadirkan narasumber Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Fachrul Razi, Walikota Bogor Bima Arya, Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie, Ketua FKUB Kota Kupang Pdt. Heinrich Ridwan Fanggidae, Ketua FKUB Kota Depok Habib Muhsin Alattas dengan moderator Alissa Wahid, pendiri Gusdurian.
Seminar online itu dilakukan untuk memperkuat kerukunan dan solidaritas di tengah pandemi Covid-19 dan merupakan program penanggulangan Covid-19 di Indonesia.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada majelis agama dan FKUB yang selama ini telah membantu pemerintah dalam membangun kerukunan umat beragama, terutama kita merasakan di masa pandemi Covid-19,” ujar Menag di Jakarta, Senin (15/6/2020) .
Menag menyampaikan salah satu hikmah yang diperoleh dari pandemi ini adalah munculnya peradaban baru. “Salah satu hikmah utama adalah kita membangun peradaban baru, peradaban yang belum ada dan dimiliki oleh masyarakat sebelumnya. Saya yakin, majelis agama dan FKUB sangat berperan untuk membentuk peradaban baru ini,” kata Menag dalam keterangannya.
Fachrul Razi juga menegaskan salah satu peran majelis agama dan FKUB yang cukup menonjol adalah membangun solidaritas umat di tengah pandemi. “Selama pandemi ini, selain kita lebih bersungguh-sungguh menjaga kesehatan, kita juga menjadi lebih peduli dengan sesama. Ini saya ingat sebuah nadist Nabi, Rasulullah bersabda, bukan lah umatku yang tidur dengan tenang sementara tetangganya kelaparan,” kata Menag.
Baca juga: FKUB Berperan dalam Peradaban Baru
Menurutnya, hal ini tentunya tidak terlepas dari peran majelis agama dan FKUB yang terus mengimbau agar umat saling peduli dalam menghadapi pandemi ini. Dengan modal ini, Menag yakin peradaban baru yang muncul paska pandemi nanti adalah peradaban yang lebih baik di mana masyarakat lebih sehat dan peduli dengan sesama.
Sementara Walikota Bogor, Bima Arya mengatakan pihaknya melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) berusaha menjamin kesehatan para pengurus rumah ibadah sehingga dapat dipergunakan kembali.
Dari sisi horizontal, Bima menekankan perlunya penyelenggaraan ibadah dengan protokol kesehatan yang ketat. Sementara dalam konteks sosial, Bima berharap rumah ibadah bisa menjadi tempat solusi bagi masyarakat di tengah perlawanan terhadap pandemi Covid-19.
“Kita berharap rumah ibadah bisa diaktivasi dalam konteks sosial, yaitu menjadi tempat solusi, dimana jadi lumbung pangan, menjadi pusat pembagian sembako, dan sebagainya,” kata dia.
Terkait: FKUB Dukung Aktivasi Peran Rumah Ibadah
Selain itu, dengan cara pandang ini dia berharap rumah ibadah dapat berperan dan harus memiliki aktivitas yang dirasakan oleh masyarakat.
Sekretaris FKUB Kota Bogor, H Hasbulloh, SE, M.Ek menegaskan, FKUB selalu berjalan seiringan dan sinergis menghadapi kondisi pandemik Covid-19. “Saya mewakili FKUB Kota Bogor menyampaikan bahwa dalam masa pandemi covid 19, FKUB Kota Bogor sudah melakukan penguatan narasi antar pemuka agama bahwa pandemik Covid-19 adalah ujian keimanan dan spiritualitas,” ungkap Hasbulloh.
Bersama Pemkot Bogor, FKUB Kota Bogor juga menjadikan rumah ibadah sebagai pusat komunikasi dan kemanusiaan, baik itu di masjid, gereja dan lainnya.
Menurut Hasbulloh, peran FKUB Kota Bogor juga dikerahkan untuk mendistribusikan bantuan sembako selama PSBB kepada pengurus rumah ibadah di Kota Bogor. “Kami juga menyusun edaran terkait pendayagunaan rumah ibadah, baik sebelum PSBB maupun setelah PSBB. Termasuk juga penguatan ketahanan komunitas di masa Covid-19,” paparnya.
Ketua dewan pengurus Apeksi, yang diwakili Wakil Ketua Bidang Pembangunan Syarif Fasha dalam sambutannya menyampaikan, pandemi Covid-19 saat ini menjadi tantangan bagi siapa saja. Termasuk pemerintah pusat, para pemimpin daerah dan pemimpin agama.
“Kamtibmas bisa terganggu jika tidak ada kerjasama dan solidaritas dimasyarakat, terutama dalam menyongsong ‘new normal’ saat ini,” ujar Syarif Fasha.
Menurutnya, tantangan itu amat terasa di tingkat akar rumput ketika pandemi itu tidak hanya mengancam kesehatan publik. Tapi juga mengancam perekonomian dan kerukunan masyarakat. #Malik Baihaqi