FKUB, Bogor – Kasus positif COVID-19 di Kota Bogor yang dinyatakan sembuh, bertambah lima kasus lagi sehingga kasus positif sembuh seluruhnya menjadi 29 kasus.
“Tim dokter yang merawat kasus positif di RSUD Kota Bogor menyatakan telah sembuh. Ini menjadi kabar baik pada penanganan kasus positif COVID-19 di Kota Bogor,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, sebagai Juru Bicara Pemerintah Kota Bogor untuk Siaga Corona, melalui pernyataan tertulisnya, di Kota Bogor, Jumat kemarin pada Jumat (15/05/2020).
Menurut Retno, meskipun ada lima kasus sembuh, juga ada tambahan empat kasus positif COVID-19 di Kota Bogor sehingga jumlah seluruhnya menjadi 105 kasus.
Warga Kota Bogor berkategori orang dalam pemantauan (ODP) sampai Jumat ini tercatat sebanyak 1.247 orang. Dari jumlah tersebut dinyatakan selesai pemantauan atau sebanyak 1.178 orang, sehingga dalam pemantauan ada 69 orang.
Sedangkan, warga Kota Bogor yang masuk kategori orang tanpa gejala (OTG) ada sebanyak 263 orang. Dari jumlah tersebut, 221 orang dinyatakan selesai dan 42 orang dalam pemantauan.
Melihat itu, Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Kota Bogor tetap meminta agar seluruh ummat dan para pemuka agama di Kota Bogor tetap berikhtiar dan disiplin mengikuti aturan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap ketiga yang tengah diberlakukan. “Justru mendekati hari raya idul fitri, potensi warga yang menuju keramaian boleh jadi lebih banyak. Kita juga harus lebih waspada karena kedatangan warga dari luar Kota Bogor, walaupun sudah ada larangan mudik dari pemerintah,” tanggap Sekretaris FKUB Kota Bogor, H Hasbulloh, SE, M.Ek.
Hasbulloh mengingatkan, dalam diskusi online “Urgensi Peran Tokoh Agama dalam Penanganan Covid-19 di Kota Bogor” dan kegiatan Doa Tokoh Lintas Agama Kota Bogor pada Rabu (22/04/2020) lalu, para pemuka agama sepakat untuk bersama-sama dengan pemerintah menguatkan ikhtiar yang sedang dilakukan. “FKUB tentu akan tetap konsisten untuk menghimbau kepada warga agar mengikuti kebijakan pemerintah, menjalankan prosedur kesehatan, mematuhi PSBB dan tidak melakukan mudik. Kita harus berusaha mengadaptasi diri dan ini penting untuk didorong oleh semua ummat dan para pemuka gama,” tegas Hasbulloh.
Sementara, Walikota Bogor, Bima Arya dalam diskusi tersebut mengungkapkan pemerintah dan tokoh agama harus menjadi perekat untuk menjalin dan menjahit semua elemen agar agenda-agenda dapat dilaksanakan dengan baik. “Agenda besarnya adalah bagaimana menjangkau orang-orang yang tidak terjangkau oleh media sosial. Kolaborasi dengan berbagai macam jalur, seperti jalur masjid, jalur gereja, jalur ormas, semua jalur yang kita miliki kita maksimalkan,” ungkapnya.
Walikota Bogor juga menegaskan agar pemahaman kepada masyarakat harus benar-benar ditanamkan. “Kita harus memiliki tafsir atau pemahaman yang sama, sense of crisis kita harus sama, sense of urgency kita harus sama. Karena sampai hari ini masih banyak umat yang menanggapi hal ini hanya sebatas wabah penyakit musiman,” papar Bima.
Lebih jauh, Ketua MUI Kota Bogor, KH. Mustofa Abdullah Bin Nuh menyebutkan bahwa kepatuhan terhadap peraturan merupakan bentuk dari ibadah, baik itu patuh kepada Ulama/Pemimpin Agama dan Umaro/Pemimpin Negara. “Seorang mukmin yang baik adalah seorang yang menjaga rumah besarnya, yaitu negara. Seorang mukmin yang baik tidak akan membiarkan dirinya begitu saja secara konyol ke dalam kebinasaan,” tegasnya dalam diskusi melalui aplikasi video online.
Diskusi yang melibatkan para tokoh lintas agama itu juga diikuti oleh Romo Endro dari Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) mewakili umat Katolik Kota Bogor, Pendeta Darwin Darmawan mewakili umat Kristiani Kota Bogor, Js. Gunadi Prabuki dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Kepala Kantor Kesbangpol Kota Bogor Drs. Dadang Sugiarta, M.Si Wahyu Peni dari Dinas Kesehatan dan Anggraeny Iswara dari Dinas Sosial.
Romo Endro berharap agar nilai-nilai kemanusiaan menjadi gerakan bersama. “Adanya pandemik corona ini mengajak kita untuk berempati dan meningkatkan solidaritas kepada saudara-saudara kita yang memang membutuhkan bantuan. Semoga hal tersebut dapat menjadi gerakan bersama,” ujar Romo Endro.
Pandangan itu dikuatkan juga oleh Pendeta Darwin memandang agar pandemi ini dihadapi sebagai kepentingan bersama. “Saat ini merupakan saat paling tepat untuk para Politisi, Agamawan, seluruh kelompok masyarakat menaruh kemanusiaan di atas segalanya. Pandemik ini merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak ada presedennya, dan mestinya kepentingan lain yang berlawanan dengan kemanusiaan dilepaskan sejenak,” tegas Darwin.
Sementara, Dadang Sugiarta menjelaskan Kesbangpol sebelum kebijakan PSBB ini diberlakukan sudah membuat kajian untuk mengantisipasi agar tidak timbul konflik yang merusak toleransi di Kota Bogor yang diakibatkan oleh pandemic Covid ini. “Hasil evaluasi di lapangan, tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat juga cukup membantu pemerintah Kota Bogor untuk melawan dan menangani situasi dan kondisi di tengah pandemi Covid-19 ini,” ujarnya. #Malik Baihaqi