Dinamika intoleransi di masyarakat Indonesia memiliki beberapa faktor terkait yang berfungsi sebagai katalisator, seperti struktur kebijakan, kultural, dan politik. Pada kenyataannya, promosi perlindungan KBB hanya terfokus di pusat dan belum memberikan perhatian yang memadai kepada daerah, padahal penguatan di tingkat lokal menjadi penting dan mendasar. Upaya promosi dan penguatan toleransi di daerah tidak hanya berkontribusi dalam mereduksi potensi konflik dan praktik intoleransi di masyarakat, tetapi sekaligus juga memperkuat jaminan dan perlindungan hak atas KBB. Selain itu, upaya promosi toleransi antar umat beragama belum menunjukkan inter-koneksitas dari sisi agenda dan aktor. Oleh karena itu, butuh pola pendekatan yang komprehensif dengan mensinergikan kerja-kerja antar aktor (pemerintah daerah dan masyarakat) sebagai unsur utama dan penting.
Lokakarya ini menjadi salah satu sarana untuk memfasilitasi masyarakat sipil Kota Bogor untuk secara bersama merumuskan agenda strategis dalam upaya promosi dan penguatan toleransi. Tujuan dari pelaksanaan lokakarya ini adalah untuk menyusun indikator kota toleran untuk Kota Bogor, serta merumuskan agenda-agenda strategis terkait dengan penguatan toleransi di Kota Bogor.
FKUB Kota Bogor yang diwakili oleh Hasbulloh menyampaikan apresiasi atas lokakarya yang dilakukan oleh imparsial dan stakeholder di kota Bogor. Dengan adanya lokakarya tersebut, maka pihak-pihak yang diajak berdiskusi bisa mengambil peran dalam upaya promosi dan penguatan toleransi di kota Bogor.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu 27 Juli 2019, bertempat di Hotel Salak Heritage, Jl. Ir. H. Juanda No. 8, Pabaton, Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. daari kegiatan ini terlihat keterlibatan kelompok masyarakat sipil dalam upaya promosi dan penguatan toleransi di tingkat lokal Kota Bogor begitu antusias. Dalam lokakarya tersebut juga dilakukan pemetaan masalah serta hambatan yang dihadaapi oleh pemerintah Kota Bogor, dan modal serta potensi yang dapat diberdayakan untuk upaya tersebut. Menciptakan ruang dan mendorong partisipasi semua elemen masyarakat menjadi salah satu cara dan indikator yang dapat mengukur Bogor sebagai kota toleran.