FKUB Ingatkan Masyarakat Jangan Terjebak Isu

FKUB – Sejumlah masyarakat beragam menanggapi imbauan pemerintah terkait Covid-19. Sekolompok masyarakat yang abai terhadap imbauan pemerintah berpikir bahwa Covid-19 bukanlah acaman yang serius. Meraka masih melakukan aktivitas keseharian seperti biasa, tidak memperhatikan social distancing atau physical distancing. Bahkan cenderung menganggap pemerintah terlalu berlebihan dalam penanganan Covid-19.

Yang lebih parah lagi, ada pihak yang membangun kebimbangan kepada masyarakat yang lain dengan membenturkan imbauan pemerintah dengan ajaran agama tertentu. Bahwa imbauan pemerintah bertentangan dengan ajaran agama, seperti imbauan pemerintah agar melaksanakan ibadah di rumah saja.

Melihat kondisi itu, Hasbulloh, SE,. MA, Ek, Sekretaris FKUB Kota Bogor mengingatkan agar warga berhati-hati dalam menerima informasi dan selalu menguji terlebih dulu setiap informasi yang diterimanya. “Dalam situasi seperti ini, banyak pihak yang boleh jadi memanfaatkan kepentingan tertentu dengan melakukan penyesatan informasi dan cara pandang,” kupas Hasbulloh pada Rabu (20/3/2020).

Ia menilik, ada juga masyarakat yang cenderung membagikan informasi tanpa memberlakukan ‘saring sebelum sharing’ termasuk mengenai Covid-19. Informasi tersebut bisa menimbulkan kepanikan kepada orang yang menerimanya. Kemudian kepanikan itu dibagikan lagi kepada orang lain dan orang lain membagikan lagi kepada orang lain hingga terjadi banyak panikan hanya gegara informasi yang hoaks atau tidak benar.

Sebagai lembaga yang bergerak menaungi kerukunan agama, FKUB Kota Bogor patut melakukan gerakan sosial dan turut menjaga berbagai situasi kondusif sehingga umat dapat lebih nyaman menjalankan kehidupan beragama.

Hasbulloh memaparkan, media sosial yang bersifat tanpa batas dan luas, dengan partisipan peserta yang beragam, bersifat privat dalam penggunaan, komunikasi bebas, cepat dan pesan mudah dibuat, harus disikapi dengan bijak dengan memegang teguh semangat keutuhan bangsa. “Penyesatan informasi dan berbagai paham bisa menelusup dengan mudah melalui media sosial dan akselerasi pengguna internet. Isu apapun bisa ditunggangi. Penting bagi kita menjaga keutuhan bangsa saat bangsa kita menghadapi bencana nasional, seperti pandemi Covid-19 saat ini,” tegasnya.

Berkaitan dengan itu, FKUB Kota Bogor perlu bergerak lebih jauh menawarkan langkah-langkah menangkal paham radikalisme dan intoleransi. “Data memperlihatkan, percepatan paham radikalisme menyebar cepat disebabkan oleh akselerasi pengguna internet yang meningkat. Dominasi situs-situs hoaks dan radikalisme juga masih tinggi,” bebernya.

Sampai akhir 2019 lalu, jumlah situs-situs hoaks yang mengangkat isu agama membungkus radikalisme, masih tinggi. Kemenkominfo merilis 800 ribu situs hoaks. Sementara di sisi lain, terdapat 44% masyarakat belum bisa membedakan hoaks atau bukan.

“Jika dilihat dari data tersebut, peluang untuk mewujud menjadi aksi teror juga masih besar, tergantung pada pemahaman agama, ekonomi dan politik, serta tingkat literasi masyarakat. Masyarakat jangan terjebak, terlebih jika paham itu dikait-kaitkan dengan isu yang kini tengah merebak dan menjadi perhatian dunia,” lanjut Hasbulloh.

Hasbulloh mengingatkan, masyarakat harus benar-benar serius memilah informasi agar tidak terjadi kepanikan sosial. “Akibat kepanikan, masyarakat cenderung tidak lagi mau berinterkasi dengan sesama, menjaga jarak terlalu berlebihan. Silaturahim antara tetangga menjadi renggang dan cenderung menjadi tertutup. Celah ini yang perlu diwaspadai dalam upaya kita menjaga persatuan bangsa dan keutuhan kita dalam mempertahankan kebebasan berbangsa dan beragama,” lanjutnya.

Menyikapi itu, FKUB Kota Bogor memang tidak pernah berhenti mengkaji, mengedukasi dan membuat berbagai langkah untuk mendeteksi dini paham radikalisme sekaligus merawat kebhinekaan.

FKUB Kota Bogor juga terus berperan aktif melakukan sosialisasi dan pemaparan di berbagai kesempatan. Salah satunya adalah pemaparan yang dilakukan Drs. H. A. Chatib Malik, Ketua FKUB Kota Bogor di Aula Makodim 0606/Kota Bogor  pada Rabu (11/03/2020) lalu.

Kegiatan Pembinaan Komunikasi Sosial yang digelar Kodim 0606/Kota Bogor itu mengangkat tema “Merawat Kebhinekaan untuk Tangkal Radikalisme Separatisme dalam Bingkai NKRI”.

Dalam paparannya, Chatib menyebutkan di kalangan umat beragama senantiasa berkembang pandangan yang bercorak partikular, yaitu klaim kebenaran agama (religious truth claim). klaim ini berarti menegasikan (to exclude) agama lain, adanya monopoli kebenaran yang eksklusif-konservatif.

Paham dan keyakinan doktrinal-teologis bahwa agama yang datang belakangan berfungsi mengabrogasi atau menggeser agama yang datang sebelumnya, dinilai sebagai sumber berkembangnya paham supersessionisme.

Karena itu, Chatib berpandangan agar masyarakat tetap menjadikan perbedaandan keragaman di masyarakat  untuk memperindah dan memperkuat dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jangan sampai perbedaan hanya  menjadi perdebatan di masyarakat yang tidak berujung.

Ia menambahkan, Indonesia dilahirkan dari perbedaan mulai dari suku, agama, bahasa hingga kulit. Karena itu dengan perbedaan kita bisa bersatu. Tetap perkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat  dan semua pihak. “Perkokoh keimanan menurut keyakinan masing-masing di masyarakat. Kuncinya melawan radikalisme adalah wawasan tentang kebangsaan, rasa cinta tanah air dan menjaga persatuan dan kesatuan,” katanya. Chotib menegaskan agar semua pihak bersama-sama melangkah bersama program FKUB Kota Bogor melalui aksi nyata dialog antar pemuka agama dan umat beragama, konsultasi antar pemuka agama, mengedepankan musyawarah baik intern maupun antar umat beragama dan antar pemuka agama dengan pemerintah, kunjungan kerja pimpinan majelis-majelis agama secara bersama ke daerah-daerah, kegiatan bhakti sosial bersama, seminar antar cendikiawan berbagai agama, saresehan pimpinan generasi muda agama dan turut mensosialisasikan keberadaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan mengaktifkan kegiatan pembinaan dalam kerukunan umat beragama. #Malik Baihaqi