Bogor – Kelompok milenial dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga dan merawat perdamaian dan toleransi di Kota Bogor, yaitu dengan memperbanyak pertemuan atau perjumpaan antar kelompok sehingga segala prasangka negatif terhadap kelompok lain dapat terhapus atau setidaknya bisa diminimalisir.
Demikian diungkapkan Ardi Manto, salah satu narasumber dari Imparsial dalam diskusi kedamaian di Kafe Toleransi, Kelurahan Babakan, Bogor Tengah, Kota Bogor pada Sabtu malam (7/3/2020).
Acara yang digelar oleh Forum Muda Lintas Agama (Formula) Basolia Kota Bogor ini menghadirkan narasumber Khairul Anam (Komnasham), Asfinawati (YLBHI), Darwin Darmawan (FKUB/Basolia), Ardi Manto (Imparsial) dan Andi Panca Kurniawan (Direktur Watchdoc).
Narasumber dari Imparsial itu melihat, kelompok muda perlu penguatan agar tidak menjadi celah pengaburan fakta yang mengandung provokasi. Karenanya, golongan muda perlu menguatkan budaya literasi agar dapat menyaring informasi dengan benar.
“Pemuda juga merupakan kelompok yang rentan terprovokasi akan isu negatif yang beredar di masyarakat. Ditengah era digital yang pesat, dimana informasi beredar sangat cepat dan bahkan banyak yang tidak berdasarkan pada fakta sebenarnya (hoaks), maka sudah seharusanya pemuda mampu menyaring informasi tersebut secara baik dan meningkatkan budaya literasinya, sehingga tidak mudah terprovokasi oleh isu yang tidak benar,” lanjut Ardi.
Lebih jauh, Ardi menyampaikan kelompok milenial yang terus tumbuh harus dipersiapkan sebagai sumber daya yang memiliki daya saing di level global. “Mereka harus berpikiran terbuka dalam merespon isu-isu yang berkembang,” tegasnya.
Hadir dalam diskusi itu, Ketua Basolia Kota Bogor KH. Zaenal Abidin, Sekretaris FKUB Kota Bogor H. Hasbulloh, Arifin Himawan dan sejumlah tokoh muda lintas agama dan komunitas generasi muda di Kota Bogor.
“Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama Formula Basolia dengan Imparsial sebagai bentuk penguatan toleransi, khususnya di Kota Bogor. Terutama di kalangan anak muda, sehingga mereka mampu menyebarkan ‘virus’ toleransi,” ujar Ketua Umum Basolia Zaenal Abidin.
Zaenal juga berharap kaum muda dapat memposisikan diri dan memahami perbedaan. “Agar generasi muda ini tidak alergi terhadap perbedaan,” terang Zaenal.
Senada, Arifin Himawan dari Basolia melihat diskusi semacam ini sangat penting dilakukan secara konsisten demi penguatan toleransi. “Tidak hanya untuk Kota Bogor, tetapi bagaimana kita melihat dan berupaya bersama membangun nilai toleransi demi bangsa Indonesia,” ungkap Arifin.
Terpisah, Sekretaris FKUB Kota Bogor H. Hasbulloh sangat mengapresiasi diskusi yang mengangkat isu toleransi dan perdamaian ini. Ia berharap, semua elemen dan unsur yang mengusung toleransi, perdamaian dan kerukunan beragama bergerak bersama dalam aksi nyata. “Sudah saatnya semua pihak bersinergi dan memanfaatkan kekuatan bersama dalam aksi nyata demi memperjuangkan toleransi dan kerukunan beragama. Tantangannya besar, tetapi saya yakin kita semua bisa berbagi kekuatan untuk menjawab tantangan itu,” ujar Hasbulloh di Sekretariat FKUB, Senin (9/3/2020).
Lebih jauh Hasbulloh menegaskan, saat ini FKUB sudah berhasil mendorong nomenklatur toleransi dan kerukunan bersama dalam RPJMD 2019-2020 Kota Bogor, selain melakukan sosialisasi PBM 2 Menteri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 ke seluruh pemangku kepentingan masyarakat Kota Bogor, menyokong kebijakan pemerintah terkait rekomendasi pendirian rumah ibadah serta melakukan koordinasi dan komunikasi dengan tokoh-tokoh agama di tingkat kecamatan.
Hasbulloh juga memaparkan, FKUB bersama Walikota Bogor Bima Arya juga sudah bergerak menyampaikan perkembangan upaya pemajuan toleransi dan kerukunan beragama di Kota Bogor saat melakukan kunjungan kerja ke Menteri Agama Republik Indonesia Fachrul Razi pada Jumat (6/3/2020) lalu di Jakarta.
#Malik Baihaqi
Baca juga: https://bogor-rukun.com/2020/03/08/bersama-fkub-bima-arya-sampaikan-toleransi-bogor-ke-menag/